Kamis, 08 November 2018

Pembrontakan Yang pernah Terjadi Di Indonesia


Dipa Nusantara Aidit

Pembrontakan Yang pernah Terjadi Di Indonesia

Pemberontakan di Indonesia - Ada banyak alasan kenapa kita harus bersyukur hidup di era Indonesia yang sekarang ini. Meskipun terdapat berbagai masalah terutama dibidang ekonomi, tapi setidaknya saat ini keadaan Indonesia sangat kondusif. Tidak ada kejadian besar yang sampai membuat negara ini jatuh dan terjadi pertumpahan darah dimana-mana. Kalau kita menengok Indonesia dulu, negara ini pernah berada di situasi konflik yang menyebabkan pertumpahan darah diberbagai tempat. Kala itu banyak dari aksi konfrontasi dilakukan oleh para pemberontak yang mengancam kedaulatan Indonesia yang sudah direbut dengan susah payah dari belanda. Agar kita tidak terlena dengan keadaan dan selalu siap untuk kondisi apa pun dengan negara ini, mari kita kenang kembali 8 peristiwa pemberontakan yang paling membahayakan sepanjang sejarah negara ini. Tulisan ini akan mencoba mereview lagi 8 peristiwa Pemberontakan yang pernah terjadi di Indonesia. Apa saja peristiwa pemberontakan di Indonesia ?

1.Pembrontakan Pki di Madiun
Membahas tentang pemberontakan PKI di Madiun / PKI Madium tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin tahun 1948. Mengapa kabinet Amir jatuh ? Jatuhnya kabinet Amir disebabkan karena kegagalannya dalam Perundingan Renville yang dirasa merugikan Indonesia. Setelah kabinet Amir Sjarifuddin jatuh karena tidak mendapat dukungan lagi sejak disepakatinya Perjanjian Renville. Lalu dibentuklah kabinet baru dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri, namun Amir beserta kelompok-kelompok sayap kiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut.

Untuk merebut kembali kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) Untuk memperkuat basis massa, FDR membentuk organisasi kaum petani dan buruh. Pada tanggal 11 Agustus 1948, Setelah Musso tiba dari Moskow. Amir dan FDR segera bergabung dengan Musso. Untuk memperkuat organisasi, maka disusunlah doktrin bagi PKI. Doktrin itu bernama Jalan Baru.

Oleh PKI daerah Surakarta dijadikan daerah kacau (wildwest). Sementara Madiun dijadikan markas gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat penting di Madiun.

Kemudian atas perintah Jenderal Sudirman, tentara berhasil menumpas gerakan ini. Sang tokoh utama itu tewas sedangkan beberapa yang lain seperti Dipa Nusantara Aidit (DN. Aidit) berhasil meloloskan diri.

Untuk menumpas pemberontakan PKI, TNI sebagai aparat pun tak diam saja dengan gerakan membahayakan ini. pemerintah melancarkan operasi militer. Dalam hal ini peran Divisi Siliwangi cukup signifikan. Di samping itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan Kolonel Sungkono di Jawa Timur dan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah untuk mengerahkan pasukannya menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Dengan dukungan rakyat dari berbagai tempat, pada tanggal 30 September 1948, kota Madiun berhasil direbut kembali oleh tentara Republik Indonesia. Pada akhirnya tokoh-tokoh PKI seperti Lukman dan DN. Aidit melarikan diri ke Vietnam dan Cina. Sementara itu, tanggal 31 Oktober 1948 Musso tewas ditembak. Sekitar 300 orang ditangkap oleh pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di daerah Purwodadi, Jawa Tengah.

Dengan ditumpasnya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa dan negara Indonesia dari ancaman kaum komunis yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Penumpasan pemberontakan PKI dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, tanpa bantuan apa pun dari pihak asing. Dalam kondisi bangsa yang masih begitu sulit kala itu, ternyata Republik Indonesia sanggup menumpas pemberontakan yang relatif besar oleh golongan komunis dalam waktu singkat.

2.Pembrontakan DI dan TII
DI/TII dibentuk karena banyak pihak yang kecewa dengan kepemimpinan Presiden Soekarno. Tujuan DI TII sendiri ialah mendirikan negara berbasis Islam dengan pimpinan utamanya bernama Kartosuwiryo. Kelompok ini rupanya mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk Aceh dan beberapa daerah lain yang bahkan menyatakan bergabung dengan organisasi tersebut.
Dalam perkembangannya, DI TII menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan dan Aceh. Untuk melindungi kereta api, Kavaleri Kodam VI Siliwangi (sekarang Kodam III) mengawal kereta api dengan panzer tak bermesin yang didorong oleh lokomotif uap D-52 buatan Krupp Jerman Barat. Panzer tersebut berisi prajurit TNI yang siap tempur dengan senjata mereka. Bila ada pertempuran antara TNI dan DI/TII di depan, maka kereta api harus berhenti di halte terdekat. Pemberontakan bersenjata yang selama 13 tahun itu telah menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ribuan ibu-ibu menjadi janda dan ribuan anak-anak menjadi yatim-piatu. Diperkirakan 13.000 rakyat Sunda, anggota organisasi keamanan desa (OKD) serta tentara gugur. Anggota DI/TII yang tewas pun tak diketahui pasti jumlahnya.
Pemerintah menganggap jika gerakan ini akan membahayakan stabilitas dan kedaulatan negara. Oleh karenanya, negara pun mengeluarkan perintah untuk menumpas gerakan ini agar tidak semakin merajalela. Kemudian setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi mati pada 1962, gerakan ini menjadi terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dinyatakan sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia. Uniknya, sosok Kartosoewirjo ini ternyata adalah sahabat dekat Bung Karno selama masih dalam pengasuhan HOS Tjokroaminoto.

3.Pemberontakan PRRI
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI tercipta sebagai buah dari protes masyarakat daerah yang merasakan ketidakadilan pemerintah pusat. Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah seperti berikut.
  • Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
  • Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
  • Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
  • Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.

Tanggal 10 Februari 1958 Ahmad Husein menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dalam waktu 5 x 24 jam, dan menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak pemerintah pusat. Setelah menerima ultimatum, maka pemerintah bertindak tegas dengan memecat secara tidak hormat Ahmad Hussein, Zulkifli Lubis, Dahlan Djambek dan Simbolon yang memimpin gerakan sparatis. Langkah berikutnya tanggal 12 Februari 1958 KSAD A.H. Nasution membekukan Kodam Sumatra Tengah dan selanjutnya menempatkan langsung di bawah KSAD. Pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Dimana Mr. Syafruddin Prawiranegara diangkat sebagai perdana menterinya.

Pemerintah pusat pun menganggap jika ini sebagai aksi membahayakan karena misi PRRI adalah membentuk semacam pemerintahan tandingan. Belum lagi mereka didukung oleh banyak pihak pula. Akhirnya TNI dikerahkan untuk memberantas gerakan ini dan Indonesia sekali lagi aman dari pergolakan.



Perlawanan Rakyat terhadap kolonial Belanda

Perlawanan rakyat terhadap kolinial belanda


    1.Perang Padri(1803-1821)
Hasil gambar untuk Gambar Imam bonjol
Perang Padri diawali dengan konflik antara Kaum Padri dengan Kaum Adat terkait pemurnian agama Islam di Sumatera Barat. Kaum Adat masih sering melakukan kebiasaan yang bertentangan dengan Islam, seperti berjudi dan mabuk-mabukan. Kaum Padri yang terdiri dari para ulama menasihati Kaum Adat untuk menghentikan kebiasaan tersebut, Kaum Adat menolaknya, sehingga terjadi perang yang berlangsung tahun 1803 – 1821. Perang diakhiri dengan kekalahan Kaum Adat
Kondisi tersebut lalu dimanfaatkan Belanda untuk bekerja sama dengan Kaum Adat guna melawan Kaum Padri. Belanda memang bertujuan untuk menguasai wilayah Sumatera Barat. Salah satu tokoh pemimpin Kaum Padri adalah Tuanku Imam Bonjol. Fase perang ini berlangsung tahun 1821 – 1838. Tuanku Imam Bonjol lalu mengajak Kaum Adat agar menyadari tipuan Belanda dan akhirnya bersatu melawan Belanda. Perang diakhiri dengan kekalahan di pihak Padri dan Adat karena militer Belanda yang cukup kuat.

     2.Perang  Pattimura
Hasil gambar untuk gambar pattimura
Pada 1817, Belanda juga berusaha menguasai Maluku dengan monopoli perdagangan. Rakyat Maluku yang dipimpin Thomas Matulessy (Pattimura) menolaknya dan melakukan perlawanan terhadap Belanda. Pertempuran sengit terjadi di benteng Duurstede, Saparua. Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran, rakyat Maluku terdesak. Perlawanan rakyat Maluku melemah akibat tertangkapnya Pattimura dan Martha Christina Tiahahu.

   3.Perang Diponegoro
Hasil gambar untuk gambar diponegoro

Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dialami Belanda. Perlawanan ini dipimpin Pangeran Diponegoro yang didukung pihak istana, kaum ulama, dan rakyat Yogyakarta. Perang ini terjadi karena Belanda memasang patok-patok jalan yang melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro. Perang ini terjadi tahun 1825 – 1830. Pada tahun 1827, Belanda memakai siasat perang bernama Benteng Stelsel, yaitu setiap daerah yang dikuasai didirikan benteng untuk mengawasi daerah sekitarnya. Antara satu benteng dan benteng lainnya dihubungkan pasukan gerak cepat, sehingga ruang gerak pasukan Diponegoro dipersempit.
Benteng Stelsel belum mampu mematahkan serangan pasukan Diponegoro. Belanda akhirnya menggunakan tipu muslihat dengan cara mengajak berunding Pangeran Diponegoro, padahal sebenarnya itu berupa penangkapan. Setelah penangkapan, gerak pasukan Diponegoro mulai melemah. Belanda dapat memenangkan perang tersebut, namun dengan kerugian yang besar karena perang tersebut menguras biaya dan tenaga yang banyak.

   4.Perang Jagaraga Bali
Biografi-I-Gusti-Ketut-Jelantik-Pahlawan-Bali
Perang ini terjadi akibat protes Belanda terhadap Hak Tawan Karang, yaitu aturan yang memberik hak kepada kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas kapal asing beserta muatannya yang terdampar di Bali. Protes ini tidak membuat Bali menghapuskan Hak Tawan Karang, sehingga perang puputan (habis-habisan) antara kerajaan-kerajaan Bali yang dipimpin I Gusti Ketut Jelantik dengan Belanda terjadi. Belanda berhasil menguasai Bali karena kekuatan militer yang lebih unggul.

   5.Perang banjar
Pangeran-Antasari
Perang ini dilatarbelakangi oleh Belanda yang ingin menguasai kekayaan alam Banjar, serta keikut-campuran Belanda dalam urusan kesultanan. Akibatnya, rakyat yang dipimpin Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari melakukan perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1859. Serangkaian pertempuran terus terjadi hingga Belanda menambahkan kekuatan militernya. Pasukan Pangeran Hidayatullah kalah, karena pasukan Belanda lebih unggul dari segi jumlah pasukan, keterampilan perang pasukannya, dan peralatan perangnya. Perlawanan rakyat Banjar mulai melemah ketika Pangeran Hidayatullah tertangkap dan dibuang ke Pulau Jawa, sementara itu Pangeran Antasari masih melakukan perlawanan secara gerilya hingga ia wafat.  

   6.Perang Aceh
tjoet-njak-dhien

Perang Aceh dilatarbelakangi Traktat Sumatra (1871) yang menyebutkan bahwa Belanda bebas meluaskan wilayah di Sumatera termasuk Aceh. Hal ini ditentang Teuku Cik Ditiro, Cut Mutia, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan Panglima Polim. Belanda mendapatkan perlawanan sengit dari rakyat Aceh. Rakyat Aceh berperang dengan jihad, sehingga semangatnya untuk melawan Belanda sangat kuat.
Untuk menghadapinya, Belanda mengutus Snouck Hurgronje untuk meneliti budaya dan karakter rakyat Aceh. Ia menyarankan agar pemerintah Belanda menggempur pertahanan Aceh bertubi-tubi agar mental rakyat semakin terkikis, dan memecahbelah rakyat Aceh menjadi beberapa kelompok.

   7.Perang Rakyat Batak
sisingamangaraja1
Perlawanan rakyat Batak dipimpin Sisingamangaraja XII. Latar belakang perlawanan ini adalah bangsa Belanda berusaha menguasai seluruh tanah Batak dan disertai dengan penyebaran agama Kristen. Sisingamangaraja XII masih melawan Belanda sampai akhir abad ke-19. Namun, gerak pasukan Sisingamangaraja XII semakin menyempit. Pada akhirnya, Sisingamangaraja XII wafat ditembak serdadu Marsose, dan Belanda menguasai tanah Batak.



Kerajaan Islam yang pernah berjaya di Indonesia

Nama-nama Kerajaan Islam yang Pernah Berjaya di Indonesia


Nama Kerajaan Islam di Indonesia – Sekitar abad ke-13 hingga abad ke-16 merupakan masa kejayaan kerajaan islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut terbentuk karena adanya lalu lintas perdagangan di nusantara. Dan yang mendominasi perdagangan yaitu para pedagang islam seperti pedagang dari Persia, India dan Arab.
Setelah surutnya kerajaan Budha dan Hindu di Indonesia. Munculah kerajaan-kerajaan islam di nusantara. Hingga akhirnya agama islam berkembang semakin pesat di tanah air. Berikut kerajaan-kerajaan islam yang pernah berdiri di Indonesia.

1. Kerajaan Banjar

keruntuhan kerajaan banjar
Sekitar abad ke-16 terdapat Kerajaan Nagadraha atau biasa disebut dengan Kerajaan Daha di pedalaman Kalimantan. Salah satu wilayah yang dikuasai kerajaan tersebut adalah Banjarmasin. Kerajaan Daha saat itu dipimpin oleh Raja Sukarama. Namun Adipai Banjarmasin yang memiliki nama sebutan lain yaitu Raden Samudera berhasil menaklukan Kerajaan Daha dengan bantuan Kerajaan Demak.
Kerajaan Banjar pun akhirnya berdiri di bawah kepimpinan Raden Samudera. Setelah masuknya islam, ia diberi gelar dengan sebutan Sultan Suryanullah. Islam pertama kali masuk ke Kota Banjarmasin pada abad ke-16. Proses islamisasinya di daerah itu tersebut tidak memakan waktu ulama. Ulama yang terkenal dari Kerajaan Banjar yaitu Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari.

2. Kerajaan Kutai

raja kerajaan kutai
chiel74ipeth.wordpress.com
Berdasarkan risalah kutai, penyebaraan islam di Kutai dilakukan oleh 2 orang yang bernama Tuan di Bandang atau Dato’ Ri Bandang dari Makassar dan Tuan Tunggang Parangan. Namun Dari’ Ri Bandang tidak lama di Kutai. Setelah dakwahnya dianggap selesai, ia pun kembali ke Makassar. Tapi tidak dengan Tuan Tanggang Parangan yang tetap di Kutai.
Raja Mahkota yang saat itu memimpin Kerajaan Kutai akhirnya memeluk islam. Dan setelah itu ia segera membangun masjid dan pusat pengajaran islam. Raja Mahkota pun merupakan orang pertama yang mengikuti pengajaran tersebut. Kemudian diikuti oleh hulubalang, panglima, para menteri, pangeran dan akhirnya rakyat biasa.

3. Kerajaan Sukadana

kerajaan islam sukadana
newberrymor.blogspot.com
Sekitar tahun 1550, islam sudah diperkenalkan kepada Kerajaan Sukadana yang terletak di wilayah barat Pulau Kalimantan. Namun ketika itu raja yang berkuasa belum sempat memeluk agama islam. Tapi para generasi penerus Kerajaan Sukadana memeluk Islam. Bahkan sampai sepanjang pesisir pantai pulau tersebut agama islam menjadi agama yang populer pada tahun 1600.

4. Kerajaan Ternate dan Tidore

letak kerajaan tidore
gurusejarah.com
Lokasi Kerajaan Tidore dan Kerajaan Ternate itu berdekatan. Kedua kerajaan tersebut menganut agama islam sejak abad ke-16. Ajaran islam masuk ke kedua kerajaan tersebut melalui pedagang dari Malaka dan Jawa.
Raja-raja yang berkuasa pada saat itu, antara lain: Sultan Nuku, Sultan Hairun, Sultan Baabullah dan Zainal Abidin. Kerajaan yang berada di sekitar Kerajaan Ternate seperti Kerajaan Jailolo dan Kerajaan Bacan juga memeluk agama islam.

5. Kerajaan Gowa-Tallo

sejarah singkat kerajaan gowa tallo
pelajaransekolahonline.com
Kerajaan ini berasal dari Sulawesi Selatan. Di tahun 1605, agama islam mulai masuk ke Kerajaan Gowa-Tallo melalui seorang ulama yang bernama Dato ri Bandang yang berasal dari Minangkabau. Karaeng Tunigallo merupakan raja pertama yang memeluk agama islam. Kerajaan Gowa-Tallo mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Hassanuddin.

6. Kerajaan Banten

letak kerajaan banten
sejarahbudayanusantara.weebly.com
Kerajaan Banten adalah sebuah kerajaan islam yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia. Sekitar tahun 1526, Kerajaan Demak memperluas kekuasaannya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa dan berhasi menaklukan beberapa kawasan pelabuhan. Dan kawasan itu dijadikan sebagai kawasan perdagangan serta pangkalan militer.
Kerajaan Banten pun ditaklukan oleh Kerajaan Demak yang saat itu dipimpin oleh Falatehah. Dan akhirnya ajaran islam menyebar ke Banten dan sekitarnya sampai ke pedalaman Jawa Barat. Selain itu, Banten juga berhasil menguasai Lampung. Puncak kejayaan Kerajaan Banten saat itu ketika dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Kerajaan Mataram

sejarah berdirinya kerajaan mataram islam
raveling-kiancantik.blogspot.ocm
Salah satu Kerajaan Islam lainnya yang berlokasi di Pulau Jawa adalah Kerajaan Mataram. Kerajaan ini pernah berdiri pada abad ke-17. Kerajaan Mataram pada saat itu dipimpim oleh suatu dinasiti keturunan Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Sela. Ki Ageng Pemanahan mengaku bahwa mereka adalah suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit.
Asal-usulnya yaitu suatu kadipaten yang dibawah kekuasaan Kesultanan Pajang yang berpusat di Bumu Mentaok itu diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya. Raja yang berdaulat pada saat itu merupakan Sutawijaya, putra dari Ki Ageng Pemanahan. Kerajaan mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Sultan Agung yang banyak berjasa dalam bidang agama dan kebudayaan.

8. Kerajaan Demak

masa kejayaan kerajaan demak
satujam.com
Kerajaan ini terletak di pantai utara Jawa Tengan yang didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478. Lokasi keraton Demak saat itu berada di tepi laut yang berada di kampung Bintara, saat ini menjadi kota Demak di Jawa Tengah.
Demak merupakan Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Dan kerajaan inilah pusat kegiatan Wali Songo. Pangeran Sabrang Lor adalah julukan yang didapatkan oleh Adipati Unus, putera dari Raden Patah. Pada masa kepimpinan Sultan Trenggono, Demak berhasil menaklukkan Kerajaan Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon.

9. Kerajaan Aceh

raja-raja kerajaan aceh
satujam.com
Di tahun 1514, Sultan Ibrahim mendirikan sebuah Kerajaan yang bernama Kerajaan Aceh. Kerajaan Aceh berlokasi di Utara Pulau Sumatera dengan Ibukota Kutaraja yang saat ini menjadi Kota Banda Aceh. Sultan yang pertama memimpin Kerajaan Aceh yaitu Sultan Ali Mughayat Syah.
Kerajaan Aceh pun berkembang pesat, setelah Malaka dikuasai Portugis. Akhirnya para pedagang islam memutuskan untuk memindahkan kegiatan perdagangan dari Malaka ke Aceh. Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa kepimpinan Sultan Iskandar Muda karena pada saat itu Aceh menjadi pusat agama islam. Akhirnya Aceh disebut dengan Serambi Mekah.

10. Kerajaan Samudera Pasai

sejarah singkat kerajaan samudera pasai
wikipedia.com
Kerajaan islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai. Letaknya itu berada di daerah Lhokseumawe, pantai timur Aceh. Sekitar tahun 1267, Marah Silu yang mendapatkan gelar Sultan Malik As-Saleh mendirikan kerajaan ini.
Keberadaan kerajaan ini pun sampai tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq yang artinya pengembaraan ke timur karya Abu ABdullah Ibnu Batuthah. Namun Kerajaan Samudera Pasai itu runtuh karena serangan Portugal pada tahun 1521. Raja-raja yang pernah berkuasa ketika itu adalah Zainal Abidin, Sultan Akhmad, Sultan Muhammad dan Sultan Malik as-Saleh.
Itulah nama kerajaan islam di Indonesia yang pernah berjaya di Indonesia. Dan sangat memegang peranan penting dalam penyebaran islam di Nusantara. Terima kasih sudah membaca.